Sunday, September 26, 2010

Autumn Landscape - Nature Wallpaper


Thursday, September 9, 2010

bukalah MATAku


Romo...
Malam ini mata Yun tidak bisa terpejam lagi. Padahal jarum jam sudah berlari sampai posisi di antara angka dua dan tiga. Tak terpejam, mimpi pun belum datang. Kata bulan, mungkin seharusnya Yun bercerita saja. Hmm...sepertinya, setelah di pikir-pikir dan rasa-rasa, Yun mengambil keputusan untuk menjadi manusia pakai batas untuk hal yang tak terbatas dalam ruang dan waktu di dunia Yun. Memang benar seperti yang Romo katakan kalau dunia Yun itu sangat menarik. Yun mulai menikmatinya, Romo. Keunikan itu selalu ada di diri Yun. Dan, Yun butuh untuk membesarkan segala yang unik, menarik, dan menggelitik tentang Yun agar Yun tidak terus-terusan berjalan dengan satu kaki dan satu arah.

Romo...
Yun suka dengan semua yang ada di Yun. Mulai dari Yun kecil sampai sekarang. Itu semua milik Yun. Tidak boleh ada yang mengambilnya. Biar kata orang Yun ini tidak ada apa-apanya. Yang penting bagi Yun, diri ini selalu berharga.

Romo...
Yun lagi ingin sendiri dengan semua kesendirian Yun. Tapi, Romo tetap di sini ya...



--Kebersamaan itu tidak akan pernah mati, Sayang!

inilah AKU, sekarang.




Jadi, aku itu tiba-tiba merasa buntu ketika harus berhadapan dengan kamu kembali. Aku bingung sampai kelimpungan karena memikirkan “aku harus ngomong apa?”. Benar-benar tidak ada i-d-e di dalam kepalaku ini untuk dikeluarkan agar kita bisa ngobrol lagi. Akhirnya, kita diam saja dalam beberapa hari ini. 

Padahal sebelum-sebelumnya lancar saja ide itu datang. Tapi, ntah mengapa? Ntahlah. Tidak tahu. Tidak enak jika begini. Oh, aku katakan kepada kamu, aku tegaskan sekali lagi, pembicaraan yang kemarin-kemarin itu ada bukan karena kita baru saja ada secara kebetulan. Tapi, karena memang mengalir begitu saja. Nah…sekarang??? Buntu sebuntu-buntunya. Parah. Dan aku tidak suka ini!!!

Kita bisa bicara bukan karena ada keperluan. Aha…kamu ingin begitu??? Oh, Nak, ingatlah bagaimana cara tawa kita bersama kalau kamu menganggap kita lebih baik berbicara jika ada perlu saja atau seperlunya saja !! Tiba-tiba aku ingin ketawa lagi, ciyahahahahahaha… (dulu ada yang mengajari aku cara menulis ketawa seperti ini!)

“Apa kabar, Akang?"
“Alhamdulillah, kabar baik. Yuni sendiri gimana kabarnya?”
“Baik juga.”

Setelah itu ……………………………….gak tahu lagi mau ngomong apa akunya. Paling tidak enak kalau sudah yang beginian.
Cerita yang lain….

“Lagi ngapain, Qi?”
“ Lagi diem-diem aja nih, Yun. Yuni?”
“Baru selesai makan.” (itu pun lama baru aku jawab)

Setelah itu…………………………………..gak tahu lagi mau ngomong apa. Geregetan sekali kalau sudah begini. Oh, sahabat…maafkan aku. Bukan aku tak mau memperhatikanmu atau tidak peduli atau bersikap dingin kepada kamu, tapi karena tiba-tiba saja aku jadi kurang kreatif dalam menghadapimu. Syukur-syukur apa yang aku rasakan ini kepadamu malah tidak kamu rasakan. Justru berharapnya kamu mengatakan, “Ngapain sih tanya-tanya mulu? Gak ada kerjaan!” Tapi, belum ada sahabatku yang berbicara begitu. Sedihnyaaaaa…. Ciyahahahahahaha….

Nah, aku ingin bicara banyak dengan kamu tentang banyak hal. Kendalanya kita tidak bisa bertemu. Kamu jauh. Kalau pakai alat-alat canggih, aku malas. Oh ya, sekarang aku lagi malas menggunakan alat-alat hebat itu. Mungkin hanya beberapa kali dalam 24 jam. Alasannya karena aku lagi m-a-l-a-s saja. Tidak ada yang tahu kapan malasnya aku akan hilang dan rajinnya aku segera datang. 

Ya, aku bingung mau ngomong apa. Kamu bisa kan memaklumi itu? Aku yakin dengan diriku sendiri kalau aku ini adalah orang yang sangat menyenangkan untuk diajak ngobrol apa saja. Tapi, jika aku sedang buntu itu tandanya aku sedang m-a-l-a-s. Lho…kamu jangan marah kalau aku malas. Seharusnya kamu senang kalau aku malas. Setidaknya itu kesempatan aku untuk introspeksi diri agar aku bisa merasakan rajin itu kembali. Tidak ada yang salah dengan malas. 

Nb: Jangan merebahkan badan kalau tidak ngantuk!!

Itu motto aku untuk sementara ini. Tidur tidak teratur, mulai dari jam tidur, lamanya tidur, bagaimana cara tidur, bahkan alasan kenapa aku harus tidur (penting ya?…ciyahahahahaha). Semua itu mempengaruhiku dalam berpikir dan merasakan. Termasuk dalam mengindra keberadaan kamu dan apa hubungannya aku dengan kamu. Tidur itu perlu!! Kalau gak penting, jangan tidur dulu. Kalau penting, langsung tidur saja. 

Begitulah sahabat. Maaf aku jarang menghubungimu karena aku sedang bingung mau ngomong apa. Atau, kamu saja yang menghubungiku. Kamu saja yang ngomong kepadaku. Ntar juga aku ikutan ngomong. Aku harap kita bisa bekerja sama dengan baik, ciyahahahahaha….

Beauty in the Sunshine


Friday, September 3, 2010

menulis dengan keresahan menuju kedewasaan



Dari sejak kecil, aku dibiarkan untuk mengerti sendiri bagaimana rasanya resah. Tidak ada yang mau menerima segala keluhanku selain diri aku sendiri. Orang tua hanya menjadi sebatas status dalam arus kehidupanku. Aku dibiarkan berjalan sendiri dengan segala macam rasa yang ada di dunia.

Pada saat aku semakin mengerti bahwa jagat yang aku lihat dari sudut pandangku adalah jagatku sendiri, dari situ lah aku mengerti arti kekuasaan bagi pilihanku sendiri. Otakku berputar untuk mencari sisi-sisi dimana seharusnya aku berhenti untuk menangis atas segala resah.

Aku mengenal lingkungan pergaulan, akhirnya. Banyak cerita, banyak derita. Atas nama kasih sayang dalam persahabatan, aku pun merelakan diri menjadi budak bagi mereka yang manja. Baru aku tahu kalau aku hanya dimanfaatkan dan akhirnya aku melakukan hal yang sama kepada yang lain karena aku pikir mungkin seperti itu lah hukum yang berlaku.

Aku menulis sebagaimana apa yang aku pikirkan. Sudah menjadi candu bahwa tangan ini merupakan asisten bagi pikiran dan hati yang tiada henti bereaksi. Pernah aku mengatakan kepada darahku bahwa aku ingin punya seorang manusia yang bisa mencatat sedetil mungkin apa yang aku pikirkan dan rasakan. Kemudian akan aku jadikan sebagai koleksi catatan harianku di susunan rak bukuku. Andai saja Tuhan mau memberikan kopian tentang semua yang ada pada diriku, mungkin sudah aku pinjam dan aku bahagia dengan merefleksikan diri dari hidupku.

Aku belajar apa itu disiplin. Sebuah keteraturan yang harus aku jalankan agar aku merasa hari ini adalah hari yang sempurna ketika semuanya berjalan dengan tanpa cela. Aku menulis dari hati makanya aku melebur. Semua keresahan yang muncul aku pisah-pisahkan dalam keping-keping yang bermakna. Setelah itu aku racik kembali agar menjadi sebuah cerita yang akan merefleksikan aku kembali.

Dengan menulis, aku tahu apa yang harus akan aku lakukan, aku lakukan dan tidak harus aku lakukan. Dengan menulis, aku tahu kepada siapa aku harus bicara dan apa yang harus aku bicarakan begitu juga sebaliknya. Dengan menulis, aku tahu apa yang harus aku punya dan tidak aku punya sehingga aku harus punya apa yang tidak aku punya. Dengan menulis, aku tahu apa yang belum aku baca, sedang aku baca, yang sudah aku baca dan akan aku baca. Dengan menulis, aku tahu apa yang belum aku tulis, sedang aku tulis, yang sudah aku tulis dan akan aku tulis. Dengan menulis, aku bisa mengenal pikiran dan perasaanku juga kelebihan dan kekuranganku. Dengan menulis, aku punya dunia sendiri yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun. Dengan menulis, aku bisa memegang kebebasan dalam memandang apa pun bahkan sampai hal yang tabu sekalipun. Dengan menulis, mungkin aku tidak sampai di sini.

Clara Ng pernah berkata, terlalu banyak yang harus ditulis dari cerita kehidupan ini. Aku kesal membaca kutipan itu dari surat kabar harian langgananku. Kesal karena dia mewakili duniaku. Kesal karena mengapa harus dia yang mengatakan itu dan mengapa bukan aku?

Aku belajar disiplin dari menulis. Aku belajar dewasa dari menulis. Aku belajar mengartikan segala yang sulit menjadi mudah ketika menulis. Ah, Tuhan…aku menulis saja terus agar aku bisa tetap menjadi apa yang aku mau dan aku tulis itu di dalam catatanmu!

50 Sketchy Vector Drawings Made with Vibrant Lines

We commonly think of vector graphics as super clean lines made up of simple geometric shapes. This is far from the limit to what you can do with vectors though. There are lots of inspirational artists creating sketchy vector work made up of high energy vibrant lines. If you like your vectors rough, then check this post out!

2
3
4
5
6
1
8
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
22
19
9
20
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50